Yang ingin berbagi Photo /Artikel tentang Panyabungan silahkan kirim ke email ::: miswar@gmail.com ::: terima kasih

468x60 banner ad

Selasa, 06 September 2016

William Iskander

Willem Iskander (lahir tahun 1840 – meninggal tahun 1876) adalah tokoh pendidikan dari daerah Mandailing NatalSumatera UtaraIndonesia. Willem merupakan pujangga bahasa yang menyair tentang pendidikan dan cinta kampung halaman.

Latar belakang

Dilahirkan dengan nama Sati Nasution, gelar Sutan Iskandar, nama yang tertulis dalam akte kelahiran (acte van bakenheld), Surat, belsit, piagam dan surat nikah, Willem Iskander (Nama sesudah ia dibaptis di Arnhem, 1858) lahir di Pidoli, Mandailing Natal. Ia genenerasi ke 11 dari Klan Nasution. Ia anak bungsu dari empat bersaudara.

Pendidikan

Ia mengawali pendidikannya di Sekolah Rendah (Inlandsche Schoolan) diPanyabungan Kota, Mandailing Natal (1853-1855). Februari 1857 ia berangkat ke Belanda bersama Alexander Philippus Godon, Asisten Resident Mandailing-Angkola untuk melanjutkan Sekolahnya. Pertama ia belajar di Vreeswijk, supaya bisa melanjutkan ke sekolah guru. Ia dibantu oleh A P.Ghodon dan Prof. H.C. Milles (Guru Filsafat, Sastra dan Budaya timur di Utrecht) untuk mendapatkan beasiswa dari Kerajaan Belanda, meski mendapat tantangan dari parlemen Kerajaan karna dianggap Kristenisasi dalam pembiayaan pendidikan, tapi Prof. H.C. Milles berhasil meyakinkan anggota Parlemen. Willem akhirnya dapat beasiswa di Sekolah Guru (Oefenschool). Ia lulus dan mendapat ijazah Guru bantu (Hulponderwijzer) 5 Januari 1859.
Tahun 1874 ia pergi Melanjutkan pendidikannya ke Belanda kedua kali untuk mendapatkan Ijasah Guru Kepala Sekolah (Hoofdonderwijzer). Ia berangkat bersama Benas Lubis (Muridnya), Raden Mas Sunarso dari Kwekschool Surakarta, Mas Ardi Sasmita dari Majalengka.

Pengabdian

Setelah lulus Sekolah Rendah di usia 15 tahun, ia diangkat menjadi Guru di Sekolahnya tersebut , ia juga bekerja sebagai jurutulis bumiputra (Adjunct inlandsche sehrijfer) di kantor resident Mandailing-Angkola, menggantikan Haji Nawi yang dipecat.
Sekembalinya dari Belanda tahun 1861 di Batavia, Ia menemui Gubernur Jenderal Mr. Ludolf Anne Jan Wilt Baron Sloet Van Den Balle untuk mengutarakan niatnya mendirikan Sekolah Guru di Mandailing, Keinginan Willem tersebut di setujui dengan memberikan surat rekomendasi kepada Van Den Bosch (Gubernur Pantai Barat Sumatera), Resident Mandailing-Angkola, Kontrolir, Pejabat-pejabat daerah untuk membantu dan mendirikan sekolah tersebut. Atas dukungan pemerintah Belanda dan Kepala-kepala Kampung, tahun 1862 Willem mendirikan Sekolah Guru (Kweekschool) di Tano Bato secara swadaya dengan gedung sekolah yang sangat sederhana, Tano Bato merupakan Gudang Kopi Pemerintah Hindia Belanda. Willem melakukan terobosan gerakan pencerahan (Aufklarung) melalui pendidikan di Mandailing-Angkola, khususnya di Mandailing Orientasi, Cakrawala, Penalaran, Idealisme, dan Semangat pembaharuan di Mandailing.
Tahun 1874, Sekolah yang ia dirikan ditutup dan dipindahkan ke Padangsidempuan karena Ia pergi ke Belanda melanjutkan sekolah untuk mendapatkan Ijazah Guru Kepala.

Keluarga

Ia menikah dengan Maria Jacoba Christina Winter 27 Januari 1876. Usia pernikahannya hanya 103 hari dan tidak mempunyai keturunan, karena sakit ia meninggal dunia tahun 1876.[1]

Pengabadian

Willem Iskander diabadikan sebagai nama jalan di Mandailing Natal dan di Medan. Selain itu merupakan nama sebuah SMK di Mandailing Natal, dan nama Sanggar Seni di Tebet, Jakarta Timur.

Penghargaan

  • Willem Iskander mendapat penghargaan Hadiah Seni dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 1978, KEPRES No 101/M/Tahun 1978.

Petikan Sastra

Karya Sastra Willem Iskander dalam Bahasa Mandailing yang di terjemahkan oleh Basyral Hamidy Harahap ke dalamBahasa Indonesia :

    Adong halak ruar
    Na mian di Panyabungan
    Tibu nian ia aruar
    Harana boltok madung busungan
    (Indonesia)
    Ada orang luar
    Yang berdiam di Panyabungan
    Moga cepat ia keluar
    Karena perutnya sudah Buncit
      Laho hita marsarak
      Marsipaingot dope au
      Ulang lupa paingot danak
      Manjalaki bisuk napeto
      (Indonesia)
      Saat kita akan berpisah
      Aku berpesan kepadamu
      Jangan lupa mengingatkan anak
      Agar selalu mencari kebenaran

      sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Willem_Iskander